fbpx

Teknik untuk Tidak Setuju

Sejak saya kecil hingga dewasa, banyak hal yang mengajari cara untuk membuat kesepakatan. Sering kali ini membuat kita canggung jika dalam keadaan tidak setuju.

Memilih ketua kelas, Mau makan apa, hingga pemilihan umum.

Kita diajari teknis bagaimana cara untuk ikut memilih, terlibat dan berdiskusi.

Tapi sedikit sekali yang mengajari cara bagaimana untuk tidak setuju.

George S Patton pernah berkata : jika ada yang memikirkan hal yang sama, maka artinya salah satunya ada yang “ga mikir”

Kalau sebuah kesepakatan tanpa ketidak-setujuan di dalamnya, yang menang adalah yang melempar gagasan pertama.

Padahal sebuah ketidak-setujuan, bisa jadi awal dari sebuah penyempurnaan.

  • Kita butuh makan, kita perlu beras.
  • Beras kalau dimakan keras, dimasak dulu ya biar agak empuk. Biar jadi nasi.
  • Eh tapi nasi hambar, kasih bumbu terus di goreng kali ya.
  • Ditambahin ayam sama telor pasti mantep.
  • Dan seterusnya.

Bayangkan kalau manusia main asal setuju aja, tiap hari kita bakal ngunyah beras.

Ini beberapa hal yang saya pelajari untuk menjadi tidak setuju.

Perhatikan Suara

Sebuah pesan yang benar, tapi dengan tone / volume yang salah akan menjadi salah.

Sebagai orang yang punya suara tinggi, ini juga masih saya pelajari.

Yang sering saya lakukan adalah sebelum bicara, ucapkan dalam hati atau suara pelan apa yang akan diucapkan

Jangan Gunakan Perspektif Kamu

Kalau bos atau orang tua Anda bilang :

“Kamu kalo abis kerja yang rapi dong, diberesin”

Walaupun pesan yang diberikan benar, beberapa orang bisa tersinggung saat mendengar kata diatas.

Saya sendiri bukan mempermasalahkan tersinggung-nya, tapi lebih ke output dari pesan yang kita sampaikan.

Saya cukup setuju bahwa kita tidak bisa meminta orang lain untuk tidak tersinggung.

Hanya saja output yang saya inginkan, yaitu meja menjadi rapi, akan lebih susah terwujud jika sang penerima pesan jadi tersinggung.

Jadi sebisa mungkin jangan gunakan perspektif “kamu gini ….” atau “kamu gitu”.

Coba sedikit “ulik” katanya menjadi seperti :

Aku agak susah nyari barang dimejamu nih, kalo misalnya aku bantu rapiin mejamu gimana ?

Kalau orangnya cukup peka, dia akan sadar dengan sendirinya dan merapikan meja.

Tapi kalau ternyata dia tidak peka (atau cenderung gatau diri) paling tidak masalah Anda melihat meja berantakan bisa teratasi.

Kalian bisa coba pattern ini :

Masalah dari sisi kalian + contoh/saran kongkrit yang kalian bisa bantu?

Selalu asumsi positif

Saat Anda berasumis negatif, Anda akan datang dengan kemarahan.

Teman Anda sering lupa, kalau sebelum bicara Anda sudah punya pikiran “ni orang lupa mulu”,

Saya bisa jamin yang keluar dari mulut Anda akan bernada sinis ataupun marah.

Tapi jika Anda berasumsi “oh mungkin dia sering banyak pikiran”, yang keluar bisa jadi lebih bijak.

Penutup

Ada 2 hal yang menurut saya tidak disukai orang, dan ini saling berkaitan :

  • Orang tidak suka dijualin
  • Orang tidak suka disuruh

Tapi kabar baiknya, orang suka diberi solusi atas masalahnya.

Jadi jika kalian gabisa jualan atau pengen nyuruh dengan mudah, coba tawarkan langsung solusinya.

Cari masalahnya. Sodorkan solusinya.

Leave a Comment

twenty − one =