fbpx

Filosofi Jalan Kaki

Beberapa hari ini saya sedang senang sekali untuk berjalan kaki.

Saya sering kali share ke social media mengenai target jalan kali harian saya.

Kenapa jalan kaki? Kenapa bukan lari?

Karena jalan kaki lebih simple dari lari. Untuk lari kita butuh menggunakan sepatu.

Butuh track, atau kalau indoor butuh treadmill.

Buat saya lari satu tingkat lebih kompleks dari pada jalan kaki. Walaupun lari juga memiliki kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh jalan kaki.

Untuk mengejar konsistensi akan lebih mudah untuk memangkas kompleksitas proses.

Jalan kaki bahkan bisa dilakukan di dalam rumah. Tanpa alat bahkan tanpa alas kaki.

Saya sering kali mondar-mandir di dalam rumah untuk mengejar target harian saya sebesar 10.000 langkah per hari.

Mau jalan jalan outdoor bisa, mau indoor pun bisa.

Ada hal lain yang saya rasakan saat melakukan rutinitas ini.

Saat baru memulai, 10.000 langkah per hari itu rasanya berat sekali.

Sekarang saat sudah mulai rutin pun, kadang masih terasa berat.

Ketika pulang kantor, dan mengecek jumlah langkah saya masih dibawah 2.000 langkah kadang membuat frustasi.

“Apa iya target hari ini bakal tercapai? Padahal badan ini sudah lelah”.

Lalu jawabannya apa? Yasudah tetap jalani saja.

Tidak usah pikirkan target, jalan terus. Sebisanya.

Pengalaman saya sih nanti tau tau sudah tinggal sedikit lagi, karena merasa nanggung akhirnya target 10.000 langkah akan tercapai juga.

Beberapa kali saya tertolong dengan cara pikir ini dikehidupan nyata.

Saat bosan, lelah, malas mendera. Ya jalan saja terus.

Kalau lelah istirahat sebentar bolehlah.

Dan hal terakhir yang saya pelajari, hidup ini jangka panjang. Kalau tidak kuat lari, jalan terus sudah cukup kok.

Mungkin kamu kalah cepat, tapi saat berjalan kamu bisa melihat sesuatu lebih lama dan lebih jelas.

Yang kamu dapatkan jelas berbeda dari yang berlari. Tidak perlu dibandingkan.

Kalo kamu tim lari, hebat. Saya mengagumimu. Tapi sepertinya jalan lebih sesuai sama saya.

Hehe.

Leave a Comment

4 × three =