fbpx

AI bukan sekedar Automatisasi

Saya bukan ahli Artificial Intellegence (AI) ataupun Machine Learning. Namun saya sedikit banyak saya cukup mengikuti perkembangannnya.

Terutama dari sisi penggunaan praktisnya, bukan dari sisi teknis bagaimana itu bisa dibuat / terjadi.

Dalam pandangan sederhana saya, penerapan AI saat ini sudah makin dekat kehidupan sehari-hari.

Walaupun begitu, ada sekat tipis (namun cukup kuat) yg membuat manusia belum terbiasa dengan AI.

Empati.

Salah satu perbedaan ‘robot’ dan manusia adalah empati.

Walaupun secara neurological science pun ‘katanya’ bisa diformulasikan ke dalam sebuah logika AI.

Tapi mungkin penerapannya masih beberapa tahun lagi.

Empati adalah sekat tipis yang bisa membangun sebuah hubungan dan kepercayaan.

Tahun 2016 ada sebuah riset yang meneliti tentang 63 negara yang memiliki empaty terbesar.

Sample yang diambil adalah 104.365 orang, dari 63 negara.

Pada penelitian ini, yang empati dinilai berdasarkan kemampuan dalam bereaksi dan terhubung dengan orang lain, baik secara emosional maupun intelektual.

Artinya, mereka bisa paham apa yang orang lain rasakan namun juga paham terhadap apa masalah yang terjadi.

Untuk penyelesaian masalah, AI mungkin bisa jadi juaranya.

Contoh sederhananya, lihatlah Google.

Google dibangun diatas seabrek teknologi AI. Itulah mengapa saat anda mengetikan masalah Anda di Google berbagai opsi solusi kemungkinan besa akan muncul.

Nah, namun dalam hal terhubung secara emosional mungkin adalah sebuah PR besar.

Mungkin itu juga sebabnya mengapa di Indonesia orang banyak yang masih suka bertanya melalui chat / Whatsapp sebelum membeli barang.

Padahal informasi yang ditanyakan mungkin sudah ada di deskripsi produk.

Beberapa orang butuh untuk membangun hubungan (termasuk membangun kepercayaan) terlebih dahulu sebelum bertransaksi.

Alibi yang digunakan biasanya adalah “untuk memastikan”.

Karena sering kali teknologi yang digunakan belum mengakomodir dalam membangun hubungan dengan pelanggan.

Mari kita lihat perkembangannya tiga, lima, atau mungkin sepuluh tahun lagi.

Leave a Comment

3 × one =