Dalam buku Psychology of Money dijelaskan tentang menjadi kaya dan tetap Kaya adalah 2 hal berbeda.
Begitu pula metodenya.
Cara menjadi kaya tentu berbeda dengan cara untuk tetap kaya
Banyak kasus dimana ada orang yang dulunya tidak punya apa-apa berjuang hingga menjadi kaya.
Namun setelah itu mereka kembali lagi jatuh miskin dan ke posisi semula.
Menjadi kaya membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko.
Sedangkan untuk tetap kaya membutuhkan kesadaran bahwa ‘semua ada harganya’.
Dengan begitu anda bisa lebih berhati-hati sebelum mengambil keputusan.
Apakah Anda sanggup membayar harga tersebut ?
Banyak orang mengidentifikasikan kegagalan sebagai ‘ajang belajar’, itu tidak sepenuhnya salah.
Tapi juga tidak sepenuhnya benar.
Jika saat ini Anda bisa makan, memiliki tempat tinggal layak, lalu Anda harus sekolah / kuliah saya rasa amat wajar untuk memilih tempat belajar yang sesuai kemampuan Anda.
Walaupun begitu, jika Anda memilih untuk tetap belajar di tempat yang jauh diatas kemampuan Anda boleh boleh saja.
Hanya saja, risikonya akan lebih besar.
Kecuali Anda sudah mengenal apa itu manajemen risiko. Yang mana Anda punya plan kalau saja ditengah jalan Anda kehabisan uang untuk membiayai ‘sekolah’ Anda.
Bisa berupa beasiswa, ikatan kerja, atau skema lainnya.
Kembali tentang kekayaan..
Saat orang memilih untuk menjadi kaya, penyakit yang potensial adalah tergesa-gesa, serakah, dan ketidakjujuran.
Saya katakan potensial karena tidak semua menderita, hanya saja kesempatannya akan meningkat.
Sedangkan tetap kaya, penyakit potensialnya cenderung malas, tidak berkembang, ataupun ketinggalan informasi.
Saya rasa bukan hal yang salah untuk mempelajari tentang menjadi kaya dan tetap kaya.
Psychology of Money
Di buku yang sedang saya baca saat ini, dibahas tentang kekayaan dari sisi psychology maupun sejarah.
Kenapa orang ingin kaya?
Bagaimana sejarah orang yang serakah?
Saya sangat menyarankan Anda juga membacanya.
Judulnya: Psychology of Money