fbpx

Seberapa Penting Website Bisnis Online ?

Di Era yang era yang serba online seperti sekarang, pengetahuan akan teknologi jadi satu aset tersendiri saat ini.

Anda pasti kenal atau minimal pernah tau seseorang yang sepertinya tau segala hal berkaitan dengan komputer ataupun gadget.

Di masyarakat, biasanya orang-orang seperti ini akan sering “dimintain tolong” untuk membereskan sesuatu yang berbau teknologi. Entah itu install program laptop, benerin HP, atau sesuatu yang simple seperti ‘benerin laptop biar ga lemot’.

Sadar atau tidak, keterampilan seperti ini semakin umum dimiliki banyak orang.

Liat saja adik-adik Anda yang sudah mengerti bagaimana cara mengoperasikan berbagai software ponsel ataupun laptop, hanya dengan modal melihat tutorial di Youtube.

Padahal beberapa tahun lalu ‘gaptek’ adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Bukan hal aneh jika Anda orang yang gaptek.

Namun sekarang beberapa orang bahkan bisa jadi minder karena merasa gaptek.

Di Internet Uang ‘menyukai’ Kecepatan

Sampai sekarang saya masih kagum dengan kecepatan informasi yang ada di era Internet

Berita meninggalnya maestro campursari Didi Kempot bisa saya ketahui hanya berselang 20 menit dari saat beliau menghembuskan nafas terakhir, saat itu saya mengetahui beritanya melalui Twitter.

Dulu boro-boro, saya ingat salah satu lagu Sheila on 7 , yang berjudul “Kita” rilis pada tahun 1999. Saya dan teman-teman sekitar rumah baru akrab dengar lagu itu mungkin tahun 2001.

Saat itu saya tinggal di kota Semarang, dan saya mengetahui lagu tersebut karena sering diputar di Radio mobil saat saya diantar bapak berangkat sekolah.

Itu artinya ada “perbedaan trend” (trend gap) selama kurang lebih 1-2 tahun antara Jakarta dan Semarang pada saat itu.

  • 40 Tahun lalu orang bisa tau berita terkini lewat radio dengan jangka waktu 1 hari.
  • 20 tahun lalu TV dapat melakukan hal yang sama dalam hitugan jam.
  • Saat ini dengan Twitter / Instagram Story kita bisa mengetahui kondisi Realtime
  • Padahal tahun 2000, kalau tidak salah Sheila on 7 sudah meluncurkan album baru yang lain.

    Ya walaupun mungkin ada faktor lain juga seperti saya yang telat denger aja, hehe.

    Bandingkan dengan jaman sekarang, video klip yang baru tayang bisa mendapatkan ribuan views dari seluruh dunia hanya dalam hitungan menit.

    Begitupula informasi lain, dulu untuk tau harga handphone harus menunggu tabloid “PULSA” terbit.

    Sekarang hanya dengan buka marketplace kita sudah tau harga pasarannya berapa.

    Salah satu orang yang saya anggap guru pernah bilang: “Di Internet uang menyukai kecepatan”.

    Kalau kita bisa menguasai sesuatu lebih dulu, itu artinya kenggulan bagi kita. Sebaliknya, jika kita lamban, tidak menutup kemungkinan akan ada uang yang hilang atau mesti kita keluarkan.

    Facebook merespon ‘ancaman’ dari Snapchat dengan mengeluarkan fitur “InstaStory / IG Story”.

    Dan saat ini placement Ads dari InstaStory adalah salah satu sumber income dari Instagram (anak perusahaan Facebook).

    Sebaliknya, dalam sebuah video Deddy Corbuzier mengungkapkan salah satu alasan kenapa beliau berhenti sebagai pesulap karena saat ini trik sulap sangat mudah dan bisa dipelajari dengan cepat.

    Hari ini buat trik sulap baru, minggu depan sudah ada yang membongkar bagaimana trik dalam sulap itu bisa bekerja. Artinya kecepatan informasi cukup memberikan dampak bagi pesulap.

    Ada yang tidak bisa dilakukan oleh Marketplace dan Social Media

    Dalam dunia digital sering ada anggapan bahwa Marketplace atau social media adalah tempat paling pas untuk memulai berjualan.

    Saya cukup setuju, dengan catatan untuk “memulai”.

    Untuk memulai lewat marketplace memang cukup mudah, banyak fitur sudah ada dan bisa langsung digunakan. Praktis.

    Selain itu masyarakat juga sudah akrab untuk proses seperti Add to Cart dan Checkout dari Marketplace.

    Begitupun social media, semua orang bisa mendaftar, upload produk jualannya dan buat konten. Semuanya tidak dipungut biaya.

    Dan sudah cukup banyak bukti bahwa banyak online shop yang meraup untung hanya melalui instagram.

    Namun Marketplace tidak bisa serta-merta dijadikan solusi selamanya, salah satu alasannya adalah persaingan yang sengit dan akan memaksa untuk melakukan ‘Price War’.

    Kalau Anda siap menggunakan strategi “makin murah makin laku”, atau “hajar terus walau profit tergerus” marketplace tempat yang cocok bagi Anda.

    Tapi kalau Anda berniat untuk bersaing dari sisi kualitas, ekslusif, dan daya saing lainnya masih banyak alternatif cara yang lebih baik.

    Saya menulis tentang “Dark Side of Marketplace” pada tulisan lainnya silakan klik link dibawah ini:

    Baca Juga : Sisi Gelap Berjualan di Marketplace dan Social Media (Coming Soon)

    Kenapa Website Penting?

    Lalu sepenting apa website dan apa keunggulan dari website dibanding media lain seperti marketplace atau social media?

    Saya coba breakdown seperti bagian dibawah ini:

    Tracking

    Jika anda menggunakan website sendiri, anda memiliki wewenang untuk memasang tracking pada website Anda. Tracking ini biasanya berbentuk sebuah code tertentu.

    Dengan adanya tracking ini, kalian bisa memonitor pengunjung website Anda.

    Beberapa hal yang bisa Anda ketahui antara lain : Gender, Umur, Lokasi (negara/kota), Jam Online, ponsel/gadget yang digunakan, berapa lama mengunjungi web anda, dan lain sebagainya.

    Contoh data pengunjung berdasarkan perangkat

    Sebagai contoh, pada gambar diatas adalah data perangkat yang mengunjungi website ini. Anda bisa bayangkan jika data diatas Anda manfaatkan sesuai dengan kebutuhan usaha Anda.

    Contoh lainnya, misal web Anda terkait dengan kecantikan, dan data analytics menunjukan bahwa pengunjung mayoritas adalah perempuan diatas umur 40 tahun.

    Artinya, anda bisa mengutamakan produk dengan type anti-aging dibandingkan produk yang kecantikan yang memiliki karakter ‘untuk anak muda’.

    Akses dan kepemilikan data

    Dengan memiliki website sendiri, data yang ada pada website Anda adalah milik Anda. Dan Anda punya wewenang untuk melihat, mengolah dan menggunakannya.

    Pada marketplace, data yang bisa digunakan biasanya hanya data general seperti Nama, Nomor HP, dan alamat. Itupun hanya data pembeli. Anda tidak bisa mendapatkan data pengunjung (setidaknya sampai tulisan ini diterbitkan belum bisa).

    Beberapa jenis data yang bisa Anda dapatkan dengan menambahkan tracking code pada website sendiri:

  • Nama (melalui form)
  • Email (melalui form)
  • Nomor HP (melalui form)
  • Gender
  • Gadget/Devices
  • Lokasi Kota / Negara
  • Usia
  • Gadget
  • Pengunjung Baru atau Lama ?
  • Dan data lainnya (custom)
  • Di Marketplace, data diatas tidak bisa Anda dapatkan karena pihak marketplace tidak mengizinkan Anda untuk mengakses data data tersebut, walaupun mereka memiliki datanya.

    Padahal jika Anda memiliki data seperti jenis gadget, anda dapat menyimpulkan produk apa yang cocok untuk calon pelanggan. Karena produk ‘pengguna Xiaomi’ dan ‘pengguna iPhoneX’ tentu berbeda bukan? 😀

    Bebas

    Sebenartnya, Bebas disini punya arti yang luas. Namun saya memilih 2 hal sebagai contoh yaitu: bebas menetukan tampilan dan bebas menentukan fitur.

    Dari segi tampilan, anda bisa lebih menyesuaikan bentuk website Anda mau seperti apa. bagaimana layoutnya, warna yang dipakai. Dan elemen visual lainnya.

    Dari segi fitur, anda juga bisa menambahkan fitur yang anda mau seperti Chat langsung via Whatsapp, menambahkan metode pembayaran tertentu, dan fitur lainnya.

    Jika di marketplace, anda akan ‘dipaksa’ untuk mengikuti segala tampilan dan fitur yang sudah diatur oleh pihak marketplace.

    Kompetisi

    Ini bisa dibilang salah satu keuntungan terbesar lainnya.

    Hasil Pencarian dengan kata kunci Hijab di Tokopedia

    Pada gambar diatas, jika Anda berjualan produk “Hijab” di Tokopedia artinya Anda akan memiliki pesaing langsung dengan 1,7 juta produk hijab lainnya.

    Di Marketplace, jika harga Anda terlalu mahal maka dengan sedikit scroll kebawah calon pelanggan Anda sudah bisa menemukan rekomendasi produk lain sejenis, yang mungkin milik kompetitor Anda.

    Apalagi jika anda baru memulai, dan harga Anda lebih mahal dari produk yang sudah ada di pasaran, niscaya produk Anda sangat sulit ada yang membeli.

    Saat tidak ada yang membeli, produk Anda sulit mendapat rating.

    Produk yang ratingnya masih sedikit / rendah (bahkan tidak ada) maka akan kalah dengan produk sejenis dengan rating yang lebih bagus.

    Selain itu, rating yang masih rendah akan lebih jarang muncul di hasil pencarian yang terdapat di marketplace saat calon pembeli mengetikan kata kunci tertentu.

    Dengan memiliki website sendiri, saingan langsung produk Anda bisa lebih di minimalisir. Karena pengunjung membutuhkan effort yang lebih untuk tau siapa kompetitor Anda.

    Belum lagi jika pelanggan menyukai konten atau influencer yang dijadikan Brand Ambassador, maka biasanya loyalitas pelanggan akan semakin menguntungkan bisnis Anda.

    Siapa saja yang perlu Website?

    Menurut saya, ada 3 jenis orang yangg memerlukan website. Antara lain:

    Pedagang (Tingkat Lanjut)

    Saya tambahkan embel-embel ‘tingkat lanjut’ agar tidak menimbulkan kesan merendahkan / mengecilkan siapa saja yang baru mulai berjualan. Dan biar lebih humble saja sih, hehe.

    Tapi kalau mau ditanya secara tulus, saya berani katakan bahwa website dibutuhkan untuk seluruh pedagang yang serius berjualan secara online.

    Saya katakan serius dalam artian sudah yakin akan menekuni dalam jangka waktu yang relatif panjang. Karena manfaat dalam website sebenarnya banyak sekali yang menguntungkan dalam berjualan.

    Pedagang harus punya website, walaupun transaksinya tidak harus selalu terjadi melalui website. Bisa juga transaksinya terjadi diluar website seperti melalui chat, appointment (janji ketemu), COD, ataupun marketplace).

    Perantara (Apapun namanya)

    Jika anda saat ini berprofersi berjualan produk milik orang lain, anda bisa menggunakan website untuk menjalankan branding.

    Branding yang saya maksud dapat berupa personal branding, jika Anda berjalan seorang diri. Namun dapat juga berupa corporate branding, jika Anda menggunakan payung organisasi.

    Diatas adalah salah satu contoh website untuk agen asuransi.

    Apapun nama anda mau Anda makelar tanah, agen properti, agen asuransi, ataupun affiliate marketer.

    Isi dengan konten artikel / video seputar produk yang Anda jual. Dari situ Anda bisa membuat suatu audience yang mengunjungi website Anda.

    Yang belum tau mau ngapain / jualan apa

    Jika saat ini Anda belum tau mau jualan apa, namun suatu saat Anda ingin bisa menghasilkan sesuatu dari internet, Anda bisa membalik prosesnya.

    Alih-alih mencari produk apa yang bisa Anda jual, anda bisa kumpulkan Audience terlebih dahulu. Bangun reputasi, networking, kepercayaan orang-orang terhadap Anda.

    Kemudian ketika suatu saat nanti audience yang Anda miliki sudah cukup besar, Anda akan tau produk apa yang cocok untuk audience yang Anda miliki.

    Alternatif Website untuk memulai

    Platform Gratis / Freemium

    Untuk platform gratisan anda bisa memulai dari blog gratisan seperti Blogspot, WordPressBlog, Tumblr, atau Medium, atau Wix.com.

    Jika mau menambahkan sedikit branding, Anda bisa membeli Domain untuk website anda.

    Apa itu Domain?

    Simplenya, domain adalah nama website yang mau Anda gunakan. Contoh: “nuhafadh.com“, “radityadika.net“, “otodriver.id“.

    Untuk domain sendiri harganya bervariasi. Saya akan buat tutorial di kesempatan lainnya.

    Platform berlangganan

    Anda mau punya web sendiri, tapi ga paham coding?

    Anda bisa buat web melalui platform yang bayar secara bulanan. Seperti Berdu.id , YukBisnis.com, Sirclo, atau Shopify.

    Website diatas biasanya akan dikenakan biaya bulanan.

    Jadi kalau anda punya uang dan kurang paham sama teknis membuat website, bisa pakai opsi ini.

    Hosting Sendiri (Self-Hosted)

    Dari 2 pilihan sebelumnya, mungkin ini yang sifatnya paling ribet bagi yang baru mulai.

    Karena memang cukup teknis, tapi kalau Anda sudah bisa ini, Insya Allah 2 pilihan diatas pasti bisa.

    Ada 3 komponen yang perlu anda pelajari disini, yaitu :

    • Domain
    • Hosting
    • Content Management System (CMS)

    Tutorial di Youtube cukup banyak untuk mempelajari 3 hal diatas.

    Kesimpulan

    Di era saat ini memiliki website / bisa membuat website masih bisa dianggap keunggulan. Namun saya yakin kedepan ini adalah skill wajib, dan jika Anda tidak punya keahlian ini artinya Anda akan tertinggal.

    Sama seperti keahlian Microsoft Office. Beberapa tahun lalu keahlian MS Office adalah keunggulan. Sekarang adalah wajib. Kalau tidak bisa, itu adalah kekurangan bagi Anda.

    Pembuatan website skala UMKM berkisar antara 2-5 juta. Untuk website yang ribet sekali fiturnya bisa jauh lebih mahal. Terlebih jika di combine dengan paket lain seperti Branding perusahaan.

    Padahal, saya sendiri bisa membuat website dengann biaya amat sangat minim dengan modal hanya dibawah 1 juta. Kalau mau ditekan lagi bahkan bisa dibawah 500rb.

    Artinya mempelajari cara membuat website sedini mungkin bisa dianggap investasi jangka panjang.

    Saya yakin suatu saat Anda akan membutuhkan website. Tinggal tunggu tanggal mainnya kapan.

    Leave a Comment

    3 × three =